
Infonttnow, Kupang-Gelombang aksi yang semula diharapkan menjadi ruang aspirasi publik terkait reformasi Polri, kini dinodai oleh tindakan anarkis dari segelintir pihak. Kericuhan di lapangan bukan hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga berpotensi membelokkan esensi perjuangan menuju perbaikan institusi kepolisian yang lebih transparan, profesional, dan humanis.
Masyarakat perlu jernih membedakan antara suara murni yang menginginkan reformasi, dengan tindakan provokatif yang merusak fasilitas publik, memicu kekacauan, dan menebar narasi menyesatkan. Isu reformasi Polri adalah agenda serius dan berjangka panjang, yang hanya bisa terwujud melalui dialog, evaluasi, serta komitmen bersama, bukan melalui kekerasan dan kerusuhan.
Boby selaku ketua Kadin NTT mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak terjebak dalam framing sesaat yang mengaburkan substansi. Aksi anarkis tidak boleh menjadi tameng untuk membenarkan perilaku destruktif, apalagi memanipulasi aspirasi masyarakat. Justru, situasi ini harus menjadi pengingat bahwa demokrasi hanya dapat tumbuh dalam ruang yang damai, tertib, dan mengedepankan etika.
Reformasi Polri adalah kepentingan nasional. Mari kawal bersama dengan sikap kritis yang konstruktif, tanpa membiarkan isu ini disusupi kepentingan sempit yang hanya merugikan masyarakat luas.(nt)
