
Infonttnow.com, NTT – Kefamenanu, 27 Januari 2025 – Perkembangan gerakan dakwah Islam di Indonesia semakin pesat, ditandai dengan munculnya berbagai kelompok dakwah yang menawarkan metode unik dalam menyebarkan ajaran Islam. Salah satu gerakan yang menarik perhatian adalah Jamaah Tabligh, sebuah kelompok dakwah transnasional yang dikenal dengan metode dakwah keliling—dari masjid ke masjid, serta mendatangi rumah-rumah warga untuk mengajak kembali ke ajaran Islam yang lebih mendalam.
Metode ini, meski efektif di berbagai belahan dunia, sering kali menimbulkan perdebatan di Indonesia, terutama di daerah yang telah lama memiliki tradisi dakwah tersendiri, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Kehadiran Jamaah Tabligh di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pun tidak luput dari sorotan.
Penelitian mengenai respons dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, terhadap Jamaah Tabligh di TTU menunjukkan bahwa kedua organisasi ini bersikap terbuka terhadap keberadaan Jamaah Tabligh. Meskipun metode dakwah Jamaah Tabligh berbeda dengan pendekatan dakwah NU yang berbasis pada pengajian tradisional serta Muhammadiyah yang lebih sistematis dalam pendidikan dan sosial, keberadaan mereka tetap diterima sebagai bagian dari keberagaman gerakan dakwah Islam di Indonesia.
Menurut hasil penelitian, NU dan Muhammadiyah di TTU memandang Jamaah Tabligh sebagai mitra dalam memperkuat ajaran Islam, selama gerakan ini tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam moderat yang dianut masyarakat setempat. Sikap toleran dan terbuka ini menjadi cerminan bagaimana Islam di Indonesia terus berkembang dalam keberagaman tanpa harus saling menegasikan satu sama lain.
Namun, tantangan tetap ada. Sebagian masyarakat masih melihat metode Jamaah Tabligh sebagai sesuatu yang asing dan belum sepenuhnya sesuai dengan kultur lokal. Oleh karena itu, diperlukan dialog dan pemahaman lebih lanjut agar setiap gerakan dakwah dapat berjalan berdampingan tanpa menimbulkan kesalahpahaman.
Dengan keterbukaan NU dan Muhammadiyah terhadap Jamaah Tabligh di TTU, dapat disimpulkan bahwa dakwah Islam di daerah ini semakin inklusif, memungkinkan berbagai pendekatan untuk saling melengkapi dalam membangun umat yang lebih kuat dan harmonis.
